TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza roxb) merupakan tanaman obat asli Indonesia dari keluarga zingiberaceae. TEMULAWAK ini dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. TEMULAWAK dapat dipanen setelah berusia 8-12 bulan. Baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.
Manfaat TEMULAWAK untuk kesehatan sudah lama diketahui secara turun temurun oleh nenek moyang kita. TEMULAWAK sejak dulu nakan sebagai obat penurun panas, prangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung, dan pegal-pegal. TEMULAWAK belakangan juga diketahui bisa menurunkan lemak darah, menghambat penggumpalan darah sebagai antioksidan, dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan imunitas tubuh. elihat manfaat TEMULAWAK yang se-abrek ini, tak ayal lagi pemerintah mencanangkan ”gerakan nasional minum TEMULAWAK”.
TEMULAWAK – MEMBANTU KERJA HATI
Daging buah (rimpang) TEMULAWAK mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain minyak atsiri fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol, dan CURCUMIN. CURCUMIN diketahui sebagai kandungan yang banyak memberi manfaat, terutama sebagai anti hepatotoksik dan antioksidan.
Selain itu, CURCUMIN ditemukan juga menawarkan proteksi hati terhadap toksisitas alkohol. Di samping itu, sebuah studi lainnya juga menunjukkan, CURCUMIN menurunkan kerusakan hati melalui pengurangan peroksidasi lipid. Masih berdasarkan studi pra klinis, CURCUMIN dilaporkan juga meningkatkan aktifitas glutathione-S-transferase. Enzim ini sangat penting dalam proses detoksifikasi.
TEMULAWAK: sebagai ANTI KANKER & ANTI HIV
Hingga kini, telah banyak studi yang dilakukan untuk mencoba mereguk manfaat lain dari TEMULAWAK ini. Studi yang tengah gencar dilakukan adalah untuk melihat manfaat CURCUMIN sebagai antitumor guna mengobati penyakit kanker. Sejumlah laporan menunjukkan, kurkumoid termasuk CURCUMIN memiliki aktivitas kemopreventif dan kuratif melawan kanker.
Manfaat lain yang juga tengah diincar dari CURCUMIN adalah penghambatan replikasi human immunodeficiency virus (HIV). Sebuah studi menunjukkan, CURCUMIN menghambat tahap fusion sel virus pada siklus replikasi HIV. Berbagai studi terus dilakukan untuk mencari titik terang.
Source:
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=367
|